Ada sebuah nama terukir di kerak bumi, dalam dan membekas. Sebuah
nama yang menginspirasi dunia. Ribuan syair lagu dan puisi tercipta dari
sosok ini. Dia adalah guru bagi manusia dan peradabannya. Sosok yang
mulia dan disebut-sebut ada syurga di telapak kakinya. Seseorang yang
rela memberikan nyawanya untuk anak yang dilahirkannya. Seseorang yang
bahkan bisa lebih garang dari singa jika anak dan keluarganya diusik.
Demikian besar cintanya untuk keluarga, tidak terhitung pengorbanan dan
kerja kerasnya untuk keluarga. Dialah ibu.
22 Desember, disebut-sebut sebagai hari ibu, hari di mana jasa ibu
dikenang, hari di mana sebagian ibu di dunia “dimanjakan”, hari di mana
para bapak dan anak-anak bahu membahu mengambil alih “pekerjaan” ibu
sehari-hari di rumah. Hari di mana ibu adalah ratu sehari. Dan benar
saja hari ini hanya terjadi satu tahun sekali. Seorang ibu, walau
demikian adanya, tetap melaksanakan tugasnya di hari-hari yang lain.
Tetap dengan senyuman, tetap dengan maksimal dan tentu saja ikhlas.
Namun terkadang kita lupa, tidak semua ibu mendapatkan perilaku
spesial dari keluarganya pada hari ini. beberapa ibu di masa kini juga
menjadi tulang punggung keluarga. Itu artinya banyak ibu di masa kini
menjalani peran ganda mendidik dan merawat anak-anaknya sekaligus
bekerja menafkahi keluarganya. Banyak faktor yang melatarbelakangi
fenomena ini. Faktor yang terkait erat tentu saja lemahnya perekonomian
keluarga. Jika sudah demikian kian berat beban yang harus ditanggung
ibu.
Maka dari itu seperti apapun sosok ibu kita, apakah dia seorang yang
lemah lembut, atau seorang yang tegas, seorang yang “mampu” menunjukkan
kasih sayangnya atau seorang yang kurang romantis tetap saja tidak
layak jika kita dengan mudah menafikan usaha, kerja keras dan cinta ibu
kita dalam mendidik dan membuat kita menjadi sesuatu di masa kini. Juga
tidak pantas kiranya jika nasihat-nasihat ibu kita tampik dengan
semena-mena hanya karena kita berpikir kini kita telah dewasa.Ibu,
sesosok perempuan yang kelihatannya lemah, tetapi sesungguhnya
kehebatan pria-pria di dunia muncul dari didikannya, muncul justru dari
kelemahlembutannya. Ibu memiliki peran besar dalam perubahan dan
perbaikan sebuah bangsa.
Sebagaimana diutarakan Rasulullah Saw, Ibu adalah sekolah pertama
bagi anak-anaknya. Karakter sebuah bangsa adalah hasil didikan para ibu
di sana. Oleh karena itu, jika menginginkan perubahan dan peningkatan
kebaikan pada sebuah bangsa, mindset atau pola pikir dan kebiasaan baik
para ibu ataupun calon ibu harus dibentuk sedemikian rupa. Sungguh kita
dapat melihat betapa besarnya arti dan peran ibu dari sini.
Anda para pembaca bisa jadi seorang pria muda yang enerjik, atau
gadis muda yang ceria, atau ibu muda yang gesit, atau bapak muda yang
bijak, bisa juga seorang bapak bagi anak-anak yang hebat dan
membanggakan, dan bisa juga seorang ibu yang telah berhasil mendidik
anak-anaknya, namun satu hal yang membuat kita sama yaitu kita lahir
dari seorang ibu. Mari kita selalu mengenang jasa dan pengorbanannya,
mengucapkan terima kasih dan selalu mendoakan ampunan serta kebaikan
baginya, di setiap hari kita. Ibu… terima kasih, kami mencintaimu…
selamat hari ibu….
Ibu adalah sosok luarrr biasa yang slalu akan terpatri dalam tiap hati anak2nya..
ReplyDeleteEvan
hmmm
Delete